Senin, 15 Oktober 2018

Guru lebih dari Kedua Orang Tua



Kasih Sayang seorang Guru kepada Murid-muridnya Melebihi Kasih Sayang Kedua Orang Tuanya

Rasulullah Saw. Pernah bersabda: إنما أنا لكم مثل الوالد لولده “Sesungguhnya Aku bagi Kalian (tidak bedanya) seperti ayah untuk anaknya”. Sikap seorang Guru terhadap murid-muridnya dengan memperlakukan mereka layaknya anak sendiri itu bertujuan untuk menyelamatkan mereka dari api akhirat. Karena kasih sayang tersebut lebih urgen daripada kedua orang tua yang menyelamatkan anaknya dari api dunia.
Oleh karena itu, hak pengajar jadi lebih besar daripada hak kedua orang tua. Karena orang tua sebab kehadiran kita di dunia yang fana, sedangkan Guru menjadi sebab kehidupan yang kekal/abadi. Seandainya tidak ada guru, tentu kita akan terjerumus ke dalam kebinasaan. Sesungguhnya guru hanya pemberi manfat bagi kehidupan ukhrowi yang kekal. Yakni, guru yang mengajarkan ilmu-ilmu akhirat, atau ilmu-ilmu dunia dengan tujuan untuk kehidupan akhirat bukan untuk mengeruk kehidupan dunia.
Pembelajaran yang hanya bertujuan untuk keuntungan dunia itu celaka dan mencelakakan. Kita berlindung kepada Allah dari perbuatan tersebut.

Minggu, 14 Oktober 2018

Berbahagialah Para Guru



Tugas-Tugas dalam Mengajar
Mengajar adalah aktivitas yang sangat mulia yang berkaitan dengan ilmu, karena di dalamnya ada kegiatan; menuntut, memproduksi, menkonsumsi, dan mendistribusikan ilmu dimana hal tersebut aktifitas yang sangat mulia.
Orang yang berilmu dan mengamalkannya , maka ia adalah orang yang akan dipanggil sebagai orang yang agung di kerajaan-kerajaan langit. Ia bagaikan matahari yang menyinari orang lain, dan ia bersinar dengan sendirinya. Orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya tidak beda seperti sumbu lampu yang menerangi orang lain  tetapi ia sendiri terbakar hangus sebagaimana dikatakan:
Ia tidak lain hanya sebuah sumbu lampu yang terbakar#menyinari orang-orang tetapi ia sendiri terbakar hangus
Orang yang menyibukkan diri dengan mengajar, maka sesungguhnya ia menyandang urusan yang agung/besar dan berbobot. Maka, hendaklah pengajar menjaga etika dan tugas-tugasnya, diantaranya:
1.      الشفقة على المتعلمين و أن يجريهم مجرى بنيه
Menyayangi murid dan memperlakukannya layaknya anak sendiri.
2.      أن يقتدي بصاحب الشرع صلوات الله عليه و سلامه، فلا يطلب على إفادة العلم أجرا و لا يقصد به جزاء و لا شكرا
Hendaklah guru mengikuti tuntutan shohib as-syar’i, yakni Rasulullah saw . Ia janganlah menuntut upah sedikitpun, dan ia jangan pula bertujuan mengharap ganjaran dan terima kasih atas pengajarannya.
3.      أن لا يدع من نصح المتعلم شيئا. و ذلك بأن يمنعه من التصدي لرتبة قبل استحقاقها، و التشاغل بعلم خفي قبل الفراغ من الجلي
Pengajar tiada henti menasehati muridnya. Hal tersebut bertujuan untuk menahan murid dari melambrak aturan yang belum semestinya ia jalani, mencegah murid agar tidak sibuk menekuni ilmu yang rumit/pelik -sebelum beres- daripada ilmu yang gamblang (Guru harus mengajar secara bertahap)
4.      من دقائق الوظائف في صناعة التعليم أن يزجر المتعلم عن سوء الأخلاق بطريق التعريض ما أمكن و لا يصرح، و بطريق الرحمة لا بطريق التوبيخ
Diantara tugas-tugas yang pelik/rumit dalam profesi mengajar adalah mencegah murid dari melakukan perbuatan buruk (akhlak tercela) dengan cara sindiran sedapat mungkin, tidak secara tegas, gamblang, jelas. Dan juga dengan cara yang penuh kasih sayang bukan dengan cara menjelek-jelekan.
5.      أن المتكفل ببعض العلوم ينبغي أن لا يقبح في نفس المتعلم العلوم التي وراءه
Yang menggeluti sebagian ilmu, tidak perlu merasuki hati murid-muridnya dengan mendiskreditkan ilmu-ilmu yang tidak ia tekuni.
6.      أن يقتصر بالمتعلم على قدر فهمه
Pengajar mesti mengukur muridnya sesuai kemampuan pemahamannya.
7.      أن المتعلم القاصر ينبغي أن يلقى إليه الجلي اللائق به، و لا يذكر له وراء هذا تدقيقا و هو يدّخره عنه
Murid yang memiliki keterbatasan (telat paham) mesti disuguhi hal-hal yang gamblang yang cocok baginya. Pengajar tidak boleh menyebutkan hal-hal yang diluar kemampuannya secara mendalam. Pengajar mesti menyimpan (hal-hal yang pelik) tersebut dari murid. 
(dari kitab Ihya al-Ulum ad-din)

Berbahagialah Anda menjadi Guru, karena ia mendapatkan hal yang tak ternilai di muka bumi ini. Berapa ratus orang bahkan juta yang telah dicerdaskan oleh nya? Tetapi, jangan lupa bahwa kemulian-kemuliaan guru itu akan tercapai apabila seorang Guru menapaki jalannya sesuai yang ditetapkan oleh Allah Swt.


Minggu, 23 September 2018

Ikhlas

"IKHLAS"
KH. Choer Affandy (Uwa Ajengan)
Miftahul Huda

Ari Jalma anu ikhlas nalika Ibadah Aya 4 :
¤ Ikhlas Mubtadi (Mubtadiin), nyaeta jalma anu amal karena Alloh tapi dina hatena aya Sir hayang Dunya, ku ibadahna hayang lengit kasusah jeung kabingung, daek soteh tahajud jeung duha supaya dagangna untung ulah rugi, daek soteh sodaqoh malar aya pamulangan ti batur, jeung sajabana.
ieu mubtadi bisa kanyahoan dina cara ibadahna, biasana anu ibadahna kajurung ku kabutuh tara angger, daek soteh ibadah salagi aya kabutuh, ari geus cumpon kabutuhna Sok Eureun Ibadahna.

¤ Ikhlas Abid (Abidin) tukang ibadah, nyaeta jalma anu amal karena Alloh bari hatena salamet tina Riya jeung teu aya sir hayang dunya, estu ibadahna karena Alloh pikeun ngudag kabagjaan akherat, ku ibadahna hayang menang ganjaran di syurga, ku ibadahna sieun naraka, bari boga patekadan yen ieu amal bisa nyalametkeun dirina tina siksa naraka.
Ari abid sok angger ibadahna, ngan pedah tara apal kana Sirot mana anu mudloyyaq (anu kudu di lakonan ayeuna), mana anu Muwassa (bisa di engkekeun).
Mana anu penting jeung mana anu lewih penting, pangrasana ieu ge ibadah keneh.

¤ Ikhlas Muhibbin (anu Cinta Ka Alloh), nyaeta jalma anu ibadahna estu karena Alloh, lain hayang surga lain sieun naraka.
Ieu di Lakonanteh darmaning bakti darmaning parentah, seja ngalaksanakeun tugas jeung parentah Alloh, oge seja ngagungkeun ka Alloh.

¤ Ikhlas Arifin (anu imanna Tembus kana Rasa), jalma anu ibadahna boga rasa yen dirina di usik malikkeun ku Alloh. Rasana lain dirina anu keur Ibadah, tapi lalajo dirina keur di usik malikkeun ku Alloh. Sabab biga kayakinan yen dirina teu boga daya jeung upaya pikeun ngalakonan tho'at, diri teu boga kakuatan pikeun nyingkahan ma'siat sagala rupa ge ku kersaning Alloh.

Mugia manfaat amin....

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Sejati

*HEBATNYA GURU NGAJI*
_______________

Guru Ngaji mah adem ayem ajah,
ketika buruh ribut demo, Guru Ngaji tetap diam.

Ketika Guru ASN dapat ini itu, Guru Ngaji tetap diam.

Ketika Guru Honorer ribut karena tak dapat THR, GURU NGAJI tetap DIEM.

Ketika Guru Honorer bikin surat terbuka untuk Presiden, Guru Ngaji tetap diam dan istiqomah tetap mengajar anak didiknya....!!!

Ternyata GURU NGAJI DIAM bukan tidak ingin demo seperti buruh, yang meminta kenaikan upah, padahal demonya pun pake motor bahkan mobil pribadi, begitu pula ketika Guru ASN mendapatkan ini itu dari Pemerintah dan Guru Honorer bikin surat terbuka untuk Presiden, Guru Ngaji pun sama ingin ini itu dan juga ingin dapat THR seperti yang diharapkan Guru Honorer.....!!!

Tapi Guru Ngaji sadar dan menyadarinya, bahwa RIZKI sudah Allah yang ngatur. Dan Guru Ngaji pun sadar dan menyadarinya bahwa bukan besar kecilnya NOMINAL yang membuat hidup bahagia, tapi rasa SYUKUR yang akan menjadikan hati diberikan KEBAHAGIAN...!!

Karna niat dan tujuan Guru Ngaji adalah ibadah, menyebarkan ilmu dan ikhtiyar mencerdaskan anak bangsa agar mempunyai moral dan ahlaqul karimah serta taat beribadah kepada Robbnya.

Guru Ngaji pun sadar dan menyadari, berkeluh kesah pada manusia meski dengan surat terbuka, hanya akan menyisakan putus asa dan rasa kecewa, maka bagi GURU NGAJI lebih baik tiap malam mengadu pada yg MAHA MENERIMA KELUH KESAH TANPA PILIH KASIH, YANG TIDAK PERNAH MEMBUAT KECEWA PADA MAKHLUKNYA...!!

OOHH GURU NGAJI, ENGKAULAH SALAH SATU TAULADANKU DI PENGHUJUNG ZAMAN ..

Itulah bedanya kita dengan mereka, dan memang harus ada bedanya.

Santri itu:

ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺮﺟﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺮﺟﻮ ﻏﻴﺮﻫﻢ .

# GURU_NGAJI_KEREN

Selasa, 28 Agustus 2018

Pemimpin kita dan dosa kita

Pemimpin Kita Dan Dosa Kita

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ:"أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا، مَالِكُ الْمُلُوكِ وَمَلِكُ الْمُلُوكِ، قُلُوبُ الْمُلُوكِ فِي يَدِي، وَإِنَّ الْعِبَادَ إِذَا أَطَاعُونِي حَوَّلْتُ قُلُوبَ مُلُوكِهِمْ عَلَيْهِمْ بِالرَّأْفَةِ وَالرَّحْمَةِ، وَإِنَّ الْعِبَادَ إِذَا عَصَوْنِي حَوَّلْتُ قُلُوبَهُمْ عَلَيْهِمْ بِالسَّخْطَةِ وَالنِّقْمَةِ فَسَامُوهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ، فَلا تَشْغَلُوا أَنْفُسَكُمْ بِالدُّعَاءِ عَلَى الْمُلُوكِ، وَلَكِنِ اشْتَغِلُوا بِالذِّكْرِ وَالتَّضَرُّعِ إِلَيَّ أَكْفِكُمْ مُلُوكَكُم

Dari Abu Darda, diterima dari Rasululloh SAW, Alloh SWT berfirman: "

Aku-lah Allôh, tiada tuhan selainKu. Aku Rajanya raja, Raja yang memiliki kerajaan. Hati para raja ada di tanganKu. Dan sesungguhnya, jika manusia taat kepadaKu, maka aku jadikan hati para raja berpihak kepada rakyatnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Dan sesungguhnya manusia, jika mereka maksiat padaKu, maka aku jadikan hati para raja penuh dengan kebencian dan penindasan pada mereka. Dan para raja berlaku lalim terhadap mereka.

Janganlah kalian sibuk berdo'a mengutuk raja kalian!
Tapi sibukanlah zikir padaKu, rendahkan dirimu di hadapanKu, maka Aku kendalikan raja kalian untuk kalian." HR Thobroni dan Ibnu Hiban.

Walau pun secara periwayatan dhoif, namun substansi hadits di atas sangatlah pas dengan banyak kondisi di tengah-tengah kita sekarang.

Marilah perbanyak istigfar dan berbenah diri...ْ

رواه الطبراني وعنه أبو نعيم ( 2 / 389 ) وتمام ( 6 / 77 / 1من مجموع الظاهرية رقم 95 ) ، ابن حبان في " الضعفاء " ( 3/76 ) والطبراني في " الأوسط " ( 9195)

Ii Ruhimta , 28 Agustus 2018

Berbahagialah Para Guru

Tugas-Tugas dalam Mengajar Mengajar adalah aktivitas yang sangat mulia yang berkaitan dengan ilmu, karena di dalamnya ada kegiatan; m...